Meskipun sangat menarik sebagai hiburan,
kisah-kisah Sufi tidak pernah sekedar dianggap sama
dengan fabel, legenda atau folklore. Kisah-kisah
ini memiliki wit (ketangkasan pikiran), susunan,
dan daya pikat yang sebanding dengan cerita terbaik
kebudayan manapun; namun fungsinya sebagai
cerita-nasehat Sufi hanya sedikit sekali dikenal
dalam dunia modern sehingga tidak ada istilah
teknis maupun populer untuk kisah-kisah semacam
ini.
Selagi Anda membaca dan mencoba memahami
cerita-cerita yang diungkapkan dalam bahasa samar
Sang Guru ini, Anda mungkin secara tidak sengaja
akan bertemu dengan ajaran hening yang tersembunyi
didalamnya. Inilah makna kebijaksanan yang
dimaksud, yakni bahwa Anda diubah tanpa usaha untuk
berubah sedikit pun, dan ditransformasikan -
percaya atau tidak - hanya dengan menyadari
kenyatan yang tidak berupa kata-kata.
Jika Anda cukup beruntung dan disadarkan, Anda
akan tahu mengapa bahasa yang paling indah adalah
bahasa yang tak terucapkan, dan mengapa perubahan
yang paling baik adalah perubahan yang tidak
disadari.
Panduan hidup zuhud yang sangat disukai kaum sufi --dijelaskan oleh Al-Ghazali-- diberi judul Kimia Kebahagiaan. "Ketahuilah, bahwa manusia tidak diciptakan secara main-main atau sembarangan. Ia diciptakan dengan sebaik-baiknya dan demi suatu tujuan agung. Meskipun bukan merupakan bagian Yang Kekal, ia hidup selamanya; meski jasadnya rapuh dan membumi, ruhnya mulia dan bersifat ketuhanan. Ketika, dalam tempaan hidup zuhud, ia tersucikan dari nafsu jasmaniah, ia mencapai tingkat tertinggi; dan sebaliknya, dari menjadi budak nafsu angkara, ia memiliki sifat-sifat malaikat. Dengan mencapai tingkat ini, ia temukan surganya di dalam perenungan tentang Keindahan Abadi, dan tak lagi pada kenikmatan-kenikmatan badani. Kimia ruhaniah yang menghasilkan perubahan ini dalam dirinya, seperti kimia yang mengubah logam rendah menjadi emas, tak bisa dengan mudah ditemukan."
Panduan hidup zuhud yang sangat disukai kaum sufi --dijelaskan oleh Al-Ghazali-- diberi judul Kimia Kebahagiaan. "Ketahuilah, bahwa manusia tidak diciptakan secara main-main atau sembarangan. Ia diciptakan dengan sebaik-baiknya dan demi suatu tujuan agung. Meskipun bukan merupakan bagian Yang Kekal, ia hidup selamanya; meski jasadnya rapuh dan membumi, ruhnya mulia dan bersifat ketuhanan. Ketika, dalam tempaan hidup zuhud, ia tersucikan dari nafsu jasmaniah, ia mencapai tingkat tertinggi; dan sebaliknya, dari menjadi budak nafsu angkara, ia memiliki sifat-sifat malaikat. Dengan mencapai tingkat ini, ia temukan surganya di dalam perenungan tentang Keindahan Abadi, dan tak lagi pada kenikmatan-kenikmatan badani. Kimia ruhaniah yang menghasilkan perubahan ini dalam dirinya, seperti kimia yang mengubah logam rendah menjadi emas, tak bisa dengan mudah ditemukan."
Untuk Kisah-Kisah Sufi Pencerah Hati yang lengkap,silahkan klik DISINI
No comments:
Post a Comment